Minggu, 09 Oktober 2011

IV. Pemberian Hormat yang Fatal

Filled under:

Robert Morris Sr
          Apakah mimpi dapat di tafsirkan sebagi sesuatu hal yang benar-benar akan di alami di du`nia nyata? ataukah Ia cuma semacam bentuk kesadaran yang bergerak bebas di bawah alam sadar manusia?
          Bila seseorang bermimpi bahwa dia akan mati dalam situasi tertentu dan kemudian dengan seksama menghindari situasi tersebut, tentu saja kita tidak mempunyai cara untuk mengetahui apakah "peringatan" itu palsu tau tidak, atau nasib telah di tipu. Walaupun kadang-kadang nasib memberikan peringatan dan kemudian tidak bersedia untuk di tipu.
         
          Suatu malam di bulan juli 1750, Robert morris. Sr, yang merupakan ayah dari robert Morris yang mengelola keuangan Revolusi Amerika, bermimpi bahwa dia akan terbunuh oleh tembakan meriam dari kapal angkatan laut yang akan di tinjaunya. mimpi itu membuat nya demikian gelisah sehingga dia baru dapat dibujuk untuk naik kapal, hanya setelah kapten kapal berjanji bahwa tidak akan ada meriam yang di tembakkan sampai dia sudah kembali ke darat dengan selamat.
          kunjungan di lakukan, dan di akhir kunjungan, kapten memberi perintah bahwa tidak akan ada penghormatan dengan menembakkan meriam sampai dia memberi tanda bahwa perahu dayung telah mengembalikan Morris dengan selamat ke pantai. Tetapi sewaktu perahu masih dalam jarak tembak meriam kapal, seekor lalat hinggap di hidung kapten dan dia tanpa berpikir mengangkat tangannya untuk mengusir lalat itu. Gerakan tangannya ini dianggap sebagai tanda bahwa tembakan penghormatan harus dilakukan, dan demikianlah yang di lakukan. pecahan dari tembakan itu menghantam Morris dan menyebabkan dia luka parah sampai meninggal.




*sumber: Journal of the American Society for Psychical Research, April 1970, p. 193

0 comments: